LensaMedan - Data penjualan ritel dalam negeri pada bulan November yang akan dirilis berpeluang menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditengah minimnya agenda ekonomi eksternal.
Pelaku pasar pada perdagangan hari ini akan terfokus pada pertemuan Negara pengekspor minyak atau OPEC, setelah harga minyak mentah alami kenaikan seiring dengan memburuknya tensi geo-politik di Timur Tengah.
Pertemuan OPEC tersebut menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, berpeluang menjadi katalis bagi kinerja emiten di pasar saham, khususnya saham-saham di sektor energi.
Namun akan sangat tergantung pada hasil dari pertemuan tersebut nantinya, serta pengaruhnya terhadap perubahan harga minyak itu sendiri.
"Dan pada sesi perdagangan pagi ini, mayoritas bursa di Asia di buka di zona hijau. Termasuk IHSG yang dibuka menguat di level 7.448," ujar Gunawan di Medan, Selasa (10/12/2024).
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan melemah tipis di level 15.865 per Dolar AS.
Imbal hasil US Treasury yang mengalami kenaikan dikatakan Gunawan menjadi pendorong penguatan Dolar AS terhadap Rupiah.
Dolar AS menguat jelang rilis data inflasi AS pada pekan ini, dimana laju tekanan inflasi AS diproyeksikan mengalami kenaikan, yang bisa saja membuat The FED kembali bersikap hawkish.
Pelaku pasar akan mewaspadai data inflasi AS di pekan ini, karena sangat berpeluang untuk memicu terjadinya pembalikankinerja pasar.
"Saya melihat, untuk kinerja IHSG, pada perdagangan hari ini berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.400 hingga 7.470, sementara rupiah berpeluang untuk berada dalam rentang 15.830 hingga 15.900 per Dolar AS," terangnya.
Di sisi lain, harga emas saat ini ditransaksikan menguat dikisaran US$2.668 per ons troy. (*)
(Medan)
/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_241210_092015_691.sdocx
Belum Ada Komentar Untuk Postingan Ini