LensaDaily - Sejak 2022 lalu, Mahzuzat, harus menjadi orangtua tunggal bagi keempat anaknya setelah suaminya meninggal dunia.Perempuan berusia 50 tahun itu pun hanya bisa berjualan kue dengan penghasilan Rp50 ribu perhari.Jangankan berpikir untuk mengkuliahkan anak, untuk kehidupan sehari-hari pun pas-pasan.Namun hari itu, tangis Mahzuzat pecah saat dihampiri dr Sofyan Tan yang datang bersama rombongan Lions Club Indonesia Distrik 307–A2.Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu, setelah mendengar kehidupan keseharian ibu berjilbab hitam tersebut, tanpa basa-basi langsung menawarkan beasiswa KIP Kuliah untuk anaknya yang tahun ini tamat SMA.“Anak ibu saya kuliahkan,” ujar Sofyan Tan yang juga sebagai Charter President Lions Club Medan Kasuari itu dalam kegiatan Baksos Lebaran Lions Club Indonesia Distrik 307-A2, Sabtu (22/3/2025).Tangis Mahzuzat pecah, disambut haru seisi ruangan yang melihat langsung betapa beruntungnya seorang ibu yang sudah janda, mendapat tawaran yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.“Syukur sekali, saya pingin anak saya jadi orang (sukses). Anak saya belum ada yang kuliah, ini yang nomor 3 mau kuliah,” ujar Mahzuzat sambil mengusap air mata.Hadir dalam kegiatan, Distrik Governor 307-A2 Djoni Ang, Ketua Daerah Lions Club Indonesia Distrik 307 – A2 Lion Devin Sotanto dan Lion Lius, Ketua Panitia Baksos Lebaran 2025 Lions Club Indonesia Distrik 307-A3 Lion Devin, serta pengurus Lions Club lainnya.Kegiatan Baksos diselenggarakan oleh 11 Lions Clubs secara bersama yakni LCM Kesawan, LCM Lestari, LCM Priority, LCM Graha Helvetia, LCM Unity, LCM Kasuari, LCM Alumni Sutomo, LCM Eka Prasetya, LCM Eka Bersinar, LCM Kayana, LCM KSK.Ada 5 titik lokasi penyerahan paket Lebaran yakni di Jl Kasuari, Medan Sunggal 200 paket, Jl Selam, Medan Area 150 paket, Tembung Deli Serdang 150 paket, Mabar Hilir Medan Deli 100 paket dan Tangkahan Medan Labuhan 200 paket.Sofyan Tan mengajak seluruh penerima bantuan untuk mengangkat harkat dan derajat keluarga dengan cara menyekolahkan anak atau cucu setinggi mungkin, minimal menjadi sarjana.Hanya dengan pendidikan yang tinggi kita bisa melawan kemiskinan.“Paket sembako yang diberikan ini tentu tidak akan mengenyangkan perut untuk jangka panjang. Karena ini hanya bantuan untuk hari lebaran. Untuk meningkatan kesejahteraan dan perubahan nasib lebih baik, harus melalui pendidikan,” jelasnya.Distrik Governor 307-A2, Lion Djoni Ang, menyampaikan, 800 paket sembako untuk Idul Fitri yang dibagikan di 5 titik lokasi mereka kumpulkan dari 11 Lions Club secara bersama-sama.Paket yang diberikan adalah sesuatu yang rutin setiap tahun mereka berikan setiap hari besar keagamaan.Hal tersebut sebagai wujud bahwa Lions Club Indonesia dalam memberikan bantuan tidak pernah membedakan suku, ras dan agama. (*)(Medan)
23 Maret 2025Tag: sofyantan
LensaDaily - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sofyan Tan, menyebutkan, pengentasan anak tidak sekolah (ATS) bisa dilakukan jika mandatory spending 20% anggaran pendidikan dikelola sebagian besarnya oleh Kementerian yang membidangi pendidikan.Sayangnya hal itu belum terwujud sehingga masih ada 4,2 juta anak usia 6-18 tahun secara nasional yang putus sekolah.Lebih mengkhawatirkan lagi lanjutnya, anggaran pendidikan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang bertanggung jawab untuk pengentasan ATS tersebut harus diefisiensi kembali hingga Rp7 triliun untuk program makan bergizi gratis (MBG) yang sudah dialokasikan Rp71 triliun dan diperkirakan bakal menyedot anggaran sebesar Rp400 triliun per tahunnya.Besarnya anggaran MBG yang menjadi bagian dari program janji kampanye Presiden dan Wakil Presiden tentu akan dikhawatirkan dapat mengganggu anggaran Kementerian lain.Bahkan bukan tidak mungkin suatu saat sekolah diminta mengalokasikan anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) untuk menyokong program MBG.Meskipun sejak awal pada 2024 lalu pemerintah sudah menekankan dana BOS tidak akan terganggu.“Saya ingatkan, jangan pernah mau dana BOS untuk MBG. Kalau itu terjadi, habislah tidak ada lagi uang untuk operasional sekolah. Saya katakan ini karena saya orang pendidikan yang paham betul, jangan sampai terjadi,” kata Sofyan Tan dalam acara Workshop Pendidikan dengan tema Pengentasan ATS Dalam Mendukung Wajib Belajar 13 Tahun di Hotel Four Points Medan, Jumat (21/3/2025).Sofyan Tan menegaskan, dirinya bukan anti dengan program MBG yang sudah menjadi janji kampanye. Namun dia berharap harusnya tidak sampai mengganggu pos anggaran pendidikan.Akan lebih baik lagi jika program tersebut terlebih dulu memfokuskan pada sekolah-sekolah di daerah 3T yakni tertinggal, terdepan dan terluar.Bukan di sekolah perkotaan yang rata-rata siswanya berasal dari keluarga mampu untuk sekedar memberi makan bergizi.Widyaprada Ahli Utama Dit SMA Kemdikdasmen, Purwadi Sutanto, mengatakan, untuk pengentasan ATS dibutuhkan sekolah terbuka yang menjadi pilihan alternatif bagi anak-anak usia sekolah yang telah putus sekolah dengan beragam alasan.Dari pengalaman yang pernah dilakukannya saat mengawal 8 SMA terbuka sebagai piloting program di beberapa provinsi, ternyata sangat besar peminatnya.“Karena sekolah terbuka ini sangat membantu menjadi pilihan alternatif dalam memenuhi hak anak akan pendidikan,” ujarnya.Pada kesempatan itu Purwadi juga menyampaikan apresiasinya kepada Sofyan Tan yang dianggap sebagai figur anggota Dewan yang sangat peduli terhadap pendidikan.Konsistensinya sebagai sosok yang selalu getol memperjuangkan pendidikan secara nasional diharapkan dapat mengantarkan beliau hingga ke periode ke-4 nantinya.Kabid SMA Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Sumut), M. Basir Hasibuan, mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan untuk membuka SMA terbuka, agar bisa menghapus angka ATS di Sumut.Menurutnya ada beberapa alasan ATS di Sumut dari data yang dihimpunnya, yakni faktor ketidakmampuan secara ekonomi, faktor geografis kewilayahan antara jarak rumah dengan fasilitas pendidikan yang sangat jauh.Kemudian faktor bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, alasan telah menikah di usia sekolah, faktor kondisi sosial dan persoalan administratif kependudukan dimana ada anak hanya beribu namun tidak diketahui identitas ayahnya.“Banyak variasi penyebabnya yang menjadi perhatian bersama,” ujarnya. (*)(Medan)
22 Maret 2025